Sudah beberapa minggu ini saya berkutat dengan komputer. Sesampainya di kantor yang saya sentuh pertama kali pasti adalah tombol on dari cpu kompie agar menyala dan menghidup kembali komputer saya. Tepatnya kebetulan sekali, karena sudah beberapa minggu ini saya betul-betul santai di kantor. Kenapa? Karena memang tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Tidak ada kerjaan. Jadi kerjaan saya tiap hari tidak bukan ya bermain-main dengan komputer saja.
Ya membuka Microsoft windows, nge-browsing situs ini itu (tapi bukan porno loh), ngecek email, bales ini itu, update profile, ubah account , buka foto-foto kenangan, de el el dan selebihnya cuma ngobrol dan makan siang. Kenapa bisa sesantai itu? Saya juga tidak begitu mengerti. Tapi yang jelas saya juga bukan tipe pemalas, malahan semua saya kerjakan dengan cepat dan rapi. Sehingga sisa waktu yang bolong-bolong itu biasanya membuat saya bingung. Mau ngapain lagi. Tapi yang jelas saya menikmati momen santai ini. Saat dimana saya bisa mengobrol dengan teman melalui ym atau email. Saat dimana saya tidak pernah mengalaminya di kantor saya sebelumnya. Asyik? ya pasti lah. Tapi saking rutinnya saya melakukan aktifitas ini melalui computer, seperti ada yang ganjil dan aneh muncul di diri saya.
Suatu hari, system computer di kantor mendadak tidak berfungsi. Tidak ada satupun yang menyadari, hingga suatu pagi sesampainya saya di kantor saya langsung memencet-mencet tombol cpu yang biasa saya sentuh pertama kali tiba di ofiz. Saya terkejut dan mengulanginya beberapa kali sebelum tersadar bahwa computer memang tidak bisa menyala. Klik..klik.. Oh My God!
Tidak terdengar suara apapun dari balik kotak besi berukuran persegi panjang yang berdiri di dekat kaki saya itu. Saya menatap perlahan monitor tercinta beberapa menit. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Mata yang memancar berupa sinar kehijauan cerah itu tak lagi ada.
Saya pun panik. Hampir sama dengan paniknya seorang ibu yang baru saja kehilangan anak kesayangannya. Atau ibarat majikan yang punya hewanpeliharaan hamper sekarat dan mau mati. Mati? iya mati. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, tidak ada nafas. Semua diam. Langsung saja saya lari mencari seseorang yang tidak lain tidak bukan adalah si mas Gendon, si tukang IT kantor. Hobi dan pekerjaannya yang sama yaitu membetulkan computer rusak.
‘Mas Gendoooon!!!! Pekik saya.Namanya Gendon, sudah dapat ditebak bahwa ia pastilah berbadan bulat dan gemuk. Kulitnya hitam. Tapi ia ramah pada siapa saja. Panggilannya banyak, ya siluman, jenglot, setan, genderuwo, dan sebutan menyeramkan lainnya. Jahat betul yang memberi nama itu kepadanya, tapi ia toh cuek saja. Itu sapaan sayang semua karyawan kepadanya.
Kemudian saya baru tersadar kalau si mas Gendon alias si tukang IT tidak pernah akan datang sebelum jam 11 teng. Juga tidak pernah tinggal lama di kantor. Alias kalau sudah tidak ada problem dan yg rusak lagi, ya iapun langsung cabut. Bablas pulang tidak pakai lihat-lihat lagi apakah udah jam pulang kantor atau belum. Duh, enaknya jadi IT. Jadi sirik sedikit saya.
Tapi hari ini, mana dia? Jam sudah melebihi angka 12. tepatnya jam 2 sore.
‘Zi, si mas IT mana?’ Tanya saya memasuki ruang keuangan langsung bertanya pada teman saya. Berharap mungkin dia ada disitu.
“Gak tau, ntar gw tanyain dech ama pak edi.’ Ujarnya.
“pak, liat si jenglot ga?’ Tanya zi kepada pimpinannya dengan santai.
“oooh, si siluman ya? Gak tau. Lom dateng kale..” jawab salah satu pria yang bisa disebut si boss tua disitu yg mendapat julukan bapak bagian keuangan itu dgn santai.
“Gak ada Diez. Lom dateng kale” balas zi lagi kepada saya.
Mondar-mandir lima belas menit di depan kantor masih juga si tukang IT belum menampakkan batang hidungnya. Dan akhirnya lima jam sudah saya duduk menatap si badan pesakitan itu. Saya sedih. Kenapa kau bisa sakit, ya nak? Bangunlah! Saya berkata-kata sendiri, dalam hati tentu saja, tanpa sadar.
Apa karena dirimu kecapekan tiap hari kumainkan terus? Atau apakah kau lagi ingin istirahat barang sehari.Tapi, ah. Mana bisa computer minta cuti libur? Emangnya karyawan kantor. Sesekali kupandangi mesin kotak di hadapanku ini. Tatapan penuh iba mempercepat waktu menjadi senja.
Yah, pupus sudah rencana hari ini mengecek email dan mendelete spam yang sering masuk ke inbox . Hilang sudah rencana untuk mengisi testimoni untuk seorang teman. Pupus juga rencana merubah tampilan depan dari friendster saya supaya lebih ceria. Lenyap juga rencana membuat album foto di salah satu website email saya. Karena si Mesin yang ngambek.Atau mungkin sakit. Atau apakah power supplymu kurang, nak? Ataukah ada kabelmu yang lupa di colokin? Atau ada trouble dari pusatkah? Saya tak tahu pasti. Begitu juga dengan orang-orang kantor. Tiada yang tahu dan dapat dilakukan lagi. Tidak juga ada yang mengerti. Dan saat ini,saya baru tersadar betapa diri saya telah menjelma menjadi ‘Gadget Freak’ dan teman chat saya bilang ‘Techno Freak” yaitu si pemakai salah satu perangkat teknologi yang pada akhirnya menjadi begitu addicted dengan media tersebut dan biasanya akan merasa aneh kalau tidak menggunakannya satu hari saja. Kecanduan??? Oh, No!!
Ps: dedicated to my kompie di batara...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar