Senin, 19 November 2007

Global Warming


Sudah hampir satu bulan belakangan ini cuaca, curah hujan dan iklim di Jakarta menjadi tidak menentu. Perubahan cuaca dengan cepat mulai mempengaruhi hampir seluruh warga penghuni kota ini tentunya. Begitupun yg dirasakan oleh hampir sebagian besar para pekerja yg mengadu nasib, tinggal dan bekerja di kota besar yg sebentar lg kelihatannya akan mulai terkenal dengan istilah atau sebutan megapolitan tersebut.


Siklus cuaca dan curah hujan yg berangsur-angsur bisa berubah-ubah setidaknya hampir dua atau tiga kali dalam sehari, tentu saja membuat kepanikan dan ketakutan tersendiri. Bagaimana tidak, bila lagi hari matahari bersinar terang benderang, lalu bisa berubah menjadi mendung dan berawan di siang harinya. Apakah ini pertanda dari global warming, yg saat ini sedang ramai dan marak dibicarakan oleh dunia?


Saya tidak begitu paham akan gejala dan kondisinya global warming tersebut, apakah memang ini pertanda pemanasan global itu ataukah ini mungkin hanya kejadian yg semata-mata cuma pergantian siklus dari musim panas ke musim hujan saja, yg sering terjadi di negara tropis seperti Indonesia.


Singkatnya saya hanya mengetahui bahwa perubahan dari terik ke dingin terlihat begitu kentara di bulan november ini. Terlebih lagi, biasanya (saya sudah hampir hapal dengan perubahan ini, karena kebetulan meja kantor saya dekat dengan kaca jadi bisa lgs melihat perubahan cuaca yg tjd) setelah jam tiga sore, kabut tebal menyelimuti hampir sebagian gedung tinggi dan pencakar langit di jakarta. Keadaaan bisa berubah menjadi gelap saat sang kabut merayap turun menuruni gedung tinggi dan menutupi pepohonan dan rambu jalan di sekelilingnya.


Lalu, biasanya setelah kabut turun dan mulai gelap, suara gemuruh kilat atau petir pun mulai terdengar dan terlihat sahut menyahut. Ditambah lagi dengan suara deru angin yg mengibas-ibaskan ujung-ujung daun di pepohonan, bahkan batang pohon, ranting serta cabang pohon dibuat terombang-ambing kekanan kekiri.


Setelah itu biasanya tidak lama kemudian rintik-rintik hujan mulai membasahi jalanan berdebu. Tidak hanya membasahi saja, tetapi derasnya hujan disertai angin dan petir, sempat membuat beberapa lokasi di Jakarta tertimpa banjir untuk kedua kalinya di tahun ini.


Saya teringat saat itu, jam sudha menunjukkan waktu saya pulang kantor. Jam lima lebih dua puluh menit. Cuaca sudah gelap sejak dari jam tiga. Tapi belum juga hujan. Saya memberanikan diri untuk berjalan pulang menyusuri trotoar di sisi jalan. Tak lama, baru setengah perjalanan, saya dikejutkan oleh suara menderu dari hadapan saya. Angin yg begitu kencang sempat bertiup melawan arah saya. Tiupannya begitu kencang, sehingga debu-debu di jalan terangkat, begitupun dengan susunan seng-seng di sepanjang kiri saya yg dipakai untuk menutupi lahan kosong.


Mata saya pun hampir tak bisa melihat apa-apa lagi. Angin yg kencang mengangkut debu membuat mata saya refleks untuk menutup, dan otomatis saya hrs menghentikan langkah sementara. Semua orang sempat panik berlarian. Tapi karena memang saya tidak begitu peka (atau kecapekan) saat itu menanggapi kejadian itu, saya tetap berjalan tenang dan lambat. Baru setelah tiba di rumah, saya baru melihat berita di tv bahwa daerah tempat saya menyusuri jalan tadi, sempat di terjang angin puting beliung yg sempat membuat puluhan pohon tumbang. Saat itu saya terkejut luar biasa. Jadi itu alasan mengapa semua orang berlarian panik.. :)



Senin, 08 Oktober 2007

Liburan & Ritual THR


Hari Raya sebentar lagi akan tiba.Tepatnya beberapa hari lagi yang akan menjadi awal dari acara liburan yang lumayan panjang dan menjadi suatu momen yg menggembirakan khususnya bagi para pekerja kerah putih di Jakarta. Hampir semua perusahaan memberi kesempatan libur bagi karyawan mereka. Baik Non muslim maupun Muslim, mereka diberikan kesempatan yg sama untuk menikmati waktu liburan dengan agenda perencanaan masing-masing. Bagi umat Muslim, sebagian besar tentunya akan meng-agendakan waktu liburan dengan pulang kampung, silaturahmi dengan sanak saudara dan keluarga, merayakan idul fitri bersama dengan keluarga tercinta, dan kegiatan lainnya yg menjadi agenda besar dalam perencanaan liburan ini.


Lalu bagaimana dengan yg Non muslim? Menurut survey dan hasil tanya sana-sini, sebagian besar para pekerja yg berdomisili asli bukan di Jakarta, tentu saja juga akan pulang kampung atau istilahnya kembali lagi ke rumah keluarga masing2. Tujuannya juga kurang lebih sama, untuk berkumpul dengan keluarga, melepas penat setelah beberapa minggu atau bahkan berbulan2 bekerja dan tidak bertemu dengan sanak saudara. Terutama dialami oleh pekerja kerah putih Jakarta yg berdomisili di luar Jakarta seperti Bandung, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor dan daerah daerah lainnya di pulau jawa ini, seperti daerah-daerah di jawa tengah, jawa timur atau bahkan daerah di jawa barat lainnya.


Waktu seminggu lebih sedikit, menjadi momen yg sangat besar artinya dan mampu memberikan kontribusi lebih dalam pemaknaan liburan ini. Dalam hal ini, pihak perusahaan atau instansipun juga tak lupa ikut turut serta dalam penghormatan dan penghargaan libur hari raya ini dengan mematuhi salah satu peraturan ketenagakerjaan di Indonesia dalam pemberian hak kepada para pekerja. Bentuknya yg tidak asing lagi kita kenal sebagai ritual pemberian THR atau Tunjangan Hari Raya.


Beberapa Instansi perusahaan bahkan memberikan THR hampir bersamaan dengan penerimaan gaji akhir bulan lalu, yakni bulan September. Walaupun terkesan terlalu cepat, tetapi hal ini malahan disambut baik oleh hampir sebagian besar pekerja. Kenyataan bahwa perlunya persiapan untuk berlebaran atau mudik yg membutuhkan waktu lama, membuat para pekerja benar2 mempersiapkan dan memperhitungkan segala dana yg diterima untuk selekasnya di alokasikan untuk hal-hal yg berhubungan dengan hari raya. Bahkan perencanaan itu dilakukan beberapa minggu kedepan sebelum hari raya tiba. Perencanaan untuk mudik atau pulang kampung memang bukan hal yg mudah. Mulai dari rencana pemesanan tiket keberangkatan mudik, tiket kepulangan kembali, rencana anggaran liburan bersama keluarga dan segala tetek bengek yg berhubungan dgn aktivitas liburan menjadi suatu hal yg begitu besar maknanya dibanding dengan saat liburan biasa.


Bagaimanapun, pada kenyataannya banyak juga instansi atau perusahaan yg baru memberikan THR kepada karyawannya tepat beberapa hari sebelum hari H. Itupun tidak menjadi masalah berarti bagi mereka, selama karyawan tetap diberikan apa yg menjadi haknya.


Hitungan THR pun bermacam-macam. Sebagian besar perusahaan dan instansi di Jakarta memakai sistem pro-rata dalam sistem pemberian tunjangan hari raya seperti ini. Maksudnya adalah sistem pemberian bonus atu tunjangan dengan menghitung dari berapa lama pekerja itu sudah aktif bekerja di instansi tersebut. Contohnya jika pekerja sudah bekerja selama 6 bulan di instansi tsb, maka hitungannya menjadi: lama bekerja(e.g:6 months) di bagi 12 di kalikan jumlah gaji pekerja tsb. Lebih beruntunglah bagi yg sudah bekerja selama satu tahun atau lebih, maka akan diberikan THR sejumlah nilai satu kali gaji pekerja tersebut.


Lalu bagaimana halnya dengan pekerja yg berdomisili di luar pulau seperti di sumatera, kalimantan atau sulawesi? Hmm... Berdasar survey yg sempat dilakukan juga oleh penulis, hampir sebagian besar memilih untuk tidak pulang kampung, mengingat waktu liburan yg hanya sedikit yakni seminggu. Mereka malahan memilih untuk tetap tinggal di Jakarta dan menghabiskan waktu liburan bersama kerabat dekat, sanak saudara, atau relasi mereka yg juga tinggal tidak jauh dari Jakarta atau juga di Jakarta.


Biasanya tempat-tempat liburan di seputar Jakarta lah yang akan menjadi sasaran atau target rekreasinya. Lalu, bagaimana dengan rencana liburan anda? :)



Kamis, 02 Agustus 2007

Your Nickname = Is Your Performance Look Like


Buat para perempuan, terutama pekerja kantoran atau wanita karier yang saat ini sedang merintis karier dan melakukan rutinitas harian yang terkadang cukup melelahkan, berikut ini sy akan memberikan tips yg mungkin berguna untuk anda juga karier anda. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan sangatlah bermanfaat, dalam rangka promosi posisi, jabatan, kenaikan gaji dan penilaian performance dan kinerja anda.Agar anda tidak mendapat julukan buruk, atau bad nickname.





1. Pastikan untuk selalu datang ke kantor on time. (In time lbh baik)

Tips ini sgt dianjurkan untuk para pekerja yg masih dalam masa probation atau percobaan, training dan awal penilaian, agar tidak dipanggil Miss Ngaret/ Si Tukang Telat. Akan lebih baik, setengah jam sebelum ofiz hours, anda sdh dtg dan sudah siap di meja anda. Tapi jika anda tidak sanggup, ya setidaknya 10 menit sebelum waktunya, anda sudah harus siap. Siap disini dalam kondisi anda sudah bermake-up, mengganti sendal dgn sepatu, busana rapi, dan rambut sdh tertata rapi. Pokoknya penampilan anda sudah hrs oke. Mengapa sy katakan ini penting, karena biasanya para perempuan pekerja ini (walaupun gak semuanya) kdg sukanya mengulur-waktu, alias suka melakukan hal2 yg gak penting disaat jam-jam penting (baca= seharusnya sdh bekerja di ruangannya kantor). Bahkan ada teman sy yg pny hobi bermake-up lama (harus betul2 menor dan keliatan), mencatok rambut(hrs betul2 lurus), memakai stoking, mengganti celana santainya dgn rok pendek (agak lama krn saking ketatnya itu rok), di waktu ia sdh berada di ruang kantor. Parahnya lagi, di saat jam rekan2nya yg lain sdh berkutat dgn klien dan urusan kantor, ia msh sibuk dgn urusannya sendiri. :)

Tanpa disadari, habitnya ini ternyata sungguh merugikan performancenya di kantor.





2. Mengerjakan Tugas dengan baik.

Atasan/Boss tentu akan senang jika melihat bawahan atau staffnya mampu mengerjakan tugas yg diberikan dgn baik, tepat waktu, dan hasilnya juga memuaskan. Jangan pernah menolak mengerjakan tugas yg diberikan, atau mengulur-ulur waktu. walaupun kadang meras overload dengan tugas dan tanggung jawab itu, tapi teruslah berusaha memberikan yg terbaik. Jika anda diminta mengerjakan tugas2 yg bukan job desc anda, jangan pernah mengeluh. Lakukan saja. Itu adalah bukti kongkrit kalau sebenarnya boss anda lebih mempercayai anda yg mengerjakan tugasnya, ketimbang orang lain.





3. Selalu Tersenyum

Raut muka yg selalu tersenyum dan ceria, akan memberikan iklim positif kepada anda, juga sekeliling anda. Mendapat julukan Si tukang senyum lebih baik daripada sebutan si Jutek, bukan?? So, Jangan pasang muka suntuk, jutek, bete atau sedih, walau sebenarnya anda sedang not in a good mood (terutama para ce yg hobinya suka kalap,emosian gak jelas tiap bulan klo pas lg in period). Tetaplah tersenyum. Jawab setiap telpon yg masuk ke anda sambil tersenyum. Walaupun terkadang telpon itu berasal dari debt collector, suara boss galak atau telpon dari rekan saingan.





4. Perhatikan Penampilan

Sebutan Miss Perfect lebih bagus, ketimbang Miss Bad Dress. So, Jangan sampai anda memakai pakaian, spt blus, rok atau celana dgn gambar yg aneh-aneh, spt ada gambar kartun di depan, gambar superstar (walaupun anda nge-fans berat), gak jelas motifnya kyk motif tutul-tutul macan, busana dengan variasi bulu-bulu angsa, atau busana dari bahan kulit hewan. Wah, Those are Big NO!

Jangan pula anda memakai busana yg sama tiga hari berturut-turut. Jika memang terdesak, (klo pas cucian gak kering2) ya, usahakan di selang seling. Maksudnya, kalo memakai celana hitam motif vertikal line di hari senin, jgn memakainya lagi dihari selasa. Buatlah anda memakainya kembali di hari kamis, atau jumat. Tp ingat, jangan pula memakainya dihari rabunya, krn rekan anda mungkin masih mengingat baju yg anda pakai (ingat memori orang terhadap orang lain dari penampilan biasanya agak kuat, loh). Juga biar gak terkesan dipakai lagi tanpa dicuci dlu. Biar gak keliatan jorok. (walaupun sebenarnya juga cuma digantung aja tuuw baju di kamar) :)




4a. Perhatikan corak, motif juga warna, sy ulangi. warna!

Motif, corak, pemilihan warna juga menentukan loh. Jangan juga anda mengabaikan ini. Seperti kasus di tempat saya. Kebetulan ada seorang sosok yg hobinya mencela dan mengkritik secara langsung penampilan bawahannya. Itu adalah Manager saya. Ada beberapa rekan saya yg sempat kena celaannya. (untungnya sampai skg sy msh blm pernah kena..:) Kebetulan rekan saya, baru saja membeli blus dan rok berwarna senada, yaitu hijau. Kita semua memujinya, tapi gara2 dibilang seperti ulet bambu oleh manager sy, akhirnya Ia tidak pernah lg memakainya. Ada lagi teman sy yg lain, sebut saja si B, ia sering memakai blus putih lengkap dengan blazer putih panjang dan celana panjang putih juga. And you know, what?? Ia dibilang spt ini: 'kok kayak perawat siiy, pakai baju putih-putih gitu." Di hari lain, teman sy juga memakai putih, kali ini bawahnya hitam. Boss kembali nyeletuk:"kayak tissue aja ya, km?" Kontan saja, semua tertawa, termasuk saya. Hari lainnya, teman sy memakai blus garis-garis kombinasi berwarna cokelat, cokelat muda, cokelat gelap. Boss nyeletuk: "Kamu kayak kue lapis dech." :)

Teman saya itupun berlalu dgn muka yg merah, kuning,hijau, biru dan putih.:) Dihari lainnya, teman saya yg kebetulan memakai rok garis-garis merah saat itupun terkena celaannya, 'mirip sama tiker lipat berjalan,km ya?".:)

Di hari lain teman pria rekan kerja sy kebetulan hari itu gak sengaja memakai batik. Dengan bangga dan pede berjalan mondar-mandir. Si boss pun nyeletuk:' Tumben pake Batik, mau nyaweran dimana?' :)

Jadi biar gak kena celaan yg memalukan hati itu, ada baiknya para pekerja sadar, bahwa betapa penampilan sangat penting. Tidak terlalu sederhana, tapi tidak juga terlalu berlebihan. Kombinasi warna dan kesesuaiannya jg hrs diperhatikan. OK? (terutama jika menghadapi rekan atau boss yg jail dan hobi mengkritik busana karyawannya ktk gt..:) Tentunya anda tidak mau kan, mendapat julukan Miss Kue lapis, atau Miss Piscok (baca=pisang cokelat) krn hobi memakai baju cokelat muda dan bawahan cokelat tua), atau juga Miss Ulet Bambu, spt tmn sy itu.:)





5. Memakai fasilitas kantor dengan baik dan benar. (baca=memakai telpon dan jaringan internet seperlunya).

Jangan sampai mendapat julukan Miss Ring-Ring. So kalau kamu bukan Marketing atau sekretaris yg harus berhubungan dengan klien, biasakan memakai telpon kantor seperlunya. Jangan keseringan telpon untuk bicara atau ngobrol ngalur ngidul dengan teman kantor lain buat berhahahihi, curhat, mengeluh atau sekedar iseng. Apalagi buat telpon ke pacar. Wuiih, Watch-Out! You will be in trouble, gal!

Saat ini sudah semakin banyak perusahaan yang memakai sistem track record communication tools. Para Big Boss tentu akan tahu ke nomor-nomor mana karyawan mereka menggunakan fasilitas telpon, juga biayanya. So, kalau kamu sdg berada di Long distance relationship dgn pacar, Jangan maksa untuk menelponnya lewat telpon kantor. (pake hp pribadi aja biar aman..yah, walaupun jadinya agak sdikit boros, tapi dijamin lbh aman:)

Setiap akhir bulan, akan ada perincian berapa total pengeluaran telpon, dan nomor2 siapa sj yg dihubungi juga biayanya serta area telpon. Boss saya yg dulu malah menelpon balik tiap nomor yg memakan biaya telpon paling besar hanya untuk mengecek siapa salah seorang dari karyawannnya yg melakukan hal itu. :)

Begitu juga dengan fasilitas internet. Jika anda adalah salah satu karyawan yg beruntung mendapat fasilitas internet, jangan sekali-kali membuka situs-situs yang aneh-aneh dan gak jelas. Kyk situs yg banyak virusnya, situs porno, situs infotainment, de el el. (emangnya mau, dipanggil dgn sebutan Miss Blue?, you know, rite?.:) Kalo sy sich, No Way! Jangan sampe dech, It's a Curse!. Pihak IT perusahaan saat ini sering dimintai untuk membuat sistem track history di komputer atau jaringan karyawannya. Sayapun baru menyadari ini, saat teman sy yg kebetulan IT juga akhirnya membocorkan sedikit rahasia. Jadi kalau anda adalah salah satu dari karyawan yg hobinya spt itu, ya siap-siap saja untuk menghadapi imbasnya, bisa di block tuh komputer atau jaringan internet anda untuk selamanya. :)




6. Boleh bersosialisasi asal tidak berlebihan.

Hal ini rupanya sering menjadi permasalahan kaum hawa yg agak sulit membedakan antara jam istirahat untuk makan, jam bekerja, jam buat tugas, jam minum teh, jam santai dan jam ngerumpi bebas. Jelas jam yang terakhir ini bisa dilakukan setelah waktu pulang dengan keluarga di rumah. Bukan di kantor. Sebebas-bebasnya obrolan yg anda bahas dan bicarakan di kantor, hendaknya anda tetap membatasi topik dan obrolan. (Ingat didalam suatu kantor, pasti tidak semua orang menyukai anda. pasti akan selalu ada musuh dalam selimut!) Jadi, jangan sampai ada rekan (yg mungkin sirik dengan anda yg begitu heboh, hebat, pintar, di sayang boss dan begitu terkenalnya..) akhirnya diam-diam membicarakan anda dibelakang, dan menyebut anda Miss Rumpi, atau Miss Chat, atau juga si Pembuat Keonaran, atau si Tukang Gosip Online. :) iiichh, No way laa yauw!



Begitu tadi sedikit tips dari saya. Semoga bermanfaat...



Salam,

putritidur yang selalu gak bisa tidur saat jam kantor. :)

Rabu, 25 Juli 2007

Ayo Menabung dan Berinvestasi!


Salah satu kegiatan yang saat ini sepertinya sedang digandrungi oleh kebanyakan pekerja kerah putih adalah berinvestasi. Cara berinvestasipun menjadi beragam. Mulai dari yang bermain saham, emas, properti, areal tanah, investasi ini,itu dan banyak lainnya. Variasi dari investasi itupun beragam, seperti saham. Entah itu saham yg beresiko ataupun yg sering dikatakan sebagai investasi pendapatan tetap. Ada beragam macam cara dan pilihan untuk berinvestasi. Mulai dari ORI, Reksadana, Obligasi, saham ini itu, dan lain-lainnya.


Pertama kali saya tidak pernah berminat (bisa dikatakan gak ada minat dan keinginan sama sekali) untuk menulis ini. Tapi setelah beberapa hal yang saya alami membuat saya harus menulisnya.

Awalnya, ketika saya iseng-iseng coba bergabung dengan salah satu milis yg berkutat di area usaha atau bisnis. Well, saat itu, disela-sela jam kosong saya di kantor, terbersit keinginan untuk bergabung dengan grup atau kelompok diskusi supaya ilmu saya bertambah. Akhirnya saya begabung di dua milis yg notabene hampir sama.

Tujuan awalnya sich sekedar untuk melihat sejauh mana saja saya sudah ketinggalan informasi.:) Tujuan lainnya, adalah mencari alternatif usaha sampingan yang cocok untuk pekerja seperti saya ini. Untuk menambah income, pendapatan, dan tentunya untuk menambah jam shopping juga.:)


Setiap hari saya rutin membaca dan membuka milis. Ada si A yang menawarkan produk ini, si B yang gak mau ketinggalan menginformasikan tentang launching buku itu, juga tak mau kalah, si C..D..E..F bahkan Z yang turut serta melakukan tukar menukar info ttg bisnis, usaha ini itu. Wah, banyak juga. Dan You Know what? ternyata mereka semua adalah pekerja kerah putih jg spt saya. So, intinya..saya sudah ketinggalan jaman! alias tidak Up to-date, alias dari kemarin, kemana aja????!!! begitu teman2 diskusi saya sempat bilang. Malu juga siy, awalnya. Tapi sy termasuk penganut faham, lebih baik terlambat, dari pada tidak tahu sama sekali. :)

Lalu berbulan-bulan telah lewat, dan saya pun belum juga menentukan bidang apa yg cocok untuk sy pakai sbgai alternative energi dapur saya. :)


Akhirnya, dua bulan ini saya mendapatkan teman berdiskusi khusus bidang investasi juga saran, motivasi serta solusinya bila terkena efek negative dari investasi.

Salah satunya ilmu yg saya dapatkan adalah pengetahuan tentang produk jasa spt: Deposito bank, reksadana, forex, stock Index futures, Komoditas, G-stars, keuntungan serta resikonya yg dapat ditoleransi.

Selain itu jenis-jenis saham yang menjadi unggulan, agen penjual, perusahaan manager investasi terkemuka dan terpercaya serta bank kustodian yg menjadi relasinya.


Wah, ternyata ilmu yg saya dapat sebelum ini, masih jauh dibawah. Dengan belajar menyerap sumber pengetahuan dari luar, ternyata banyak manfaat yg bisa diperoleh. Khususnya untuk sy yg skg menjadi terpacu dan termotivasi untuk memilih investasi yg tepat untuk perencanaan keuangan sy yg skebetulan skg msh single, dan masih suka wara-wiri gak jelas. :) Atau mungkin juga berguna bagi anda.:)

Ayo menabung dan berinvestasi!

*sambil mengepalkan jari tangan kanan kedepan*



Rabu, 18 Juli 2007

Sistem Upah & Penggajian Indonesia dari Lensa Karyawan


Menilik sistem penggajian para pekerja di Indonesia ini menurut saya masih perlu banyak untuk diperbaiki dan ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya. Bagaimana tidak? Di abad ke 21 ini, tepatnya di tahun ke 2007, Indonesia masih saja menerapkan beberapa perbedaan dalam hal nilai dan pembagian besaran gaji yang harus dibayarkan kepada para pekerja setiap saat, dilihat dari segi pekerjaan dan kuantitas serta mutu dari tiap posisi dan pekerjaan itu sendiri. Maksud saya disini adalah, adanya perbedaan yang mencolok /besar dalam hal-hal yang masih dinilai sensitif untuk dibicarakan dan masih dianggap personal, pribadi serta individu tsb.





Contoh paling bawah, yakni besaran nominal nilai uang yang dibayarkan untuk pekerja kelas paling bawah, yang hanya mencapai nilai kurang dari 500 ribu. Tipe pekerja yang menduduki level ini sangatlah banyak, yakni para pekerja dengan definisi job-desk yang bisa dibilang mempunyai kuantitas kerja tinggi, mengandalkan tenaga atau fisik ini. Contohnya sangat banyak, seperti pekerja rumahan, yakni pembantu rumah tangga, tukang cuci, pekerja bangunan, yakni kuli dan buruh bangunan, pekerja pabrik, baik perusahaan pabrik besar atau perusahaan industri rumahan, yakni buruh atau karyawan pabrik.





Walaupun saat ini telah dibuat sistem peningkatan/kenaikan upah dengan penyetaraan nominal yang diterima di tiap daerah, atau yg dikenal dengan penyetaraan upah minimum regional(UMR) tapi tetap saja, upah pokok/ basic/ dasar untuk suatu nominal yang diterima belum mencukupi standar kebutuhan untuk tiap individu masyarakat pada umumnya. Contohnya adalah UMR suatu daerah, untuk pekerja pabrik yang total besarnya mencapai 700 ribuan (dengan estimasi upah pokok:500rb, overtime, transport dll:200rb-an) ,tetaplah tidak mampu dipakai untuk mencukupi seluruh kebutuhan pekerja tsb. Terlebih lagi, jika si pekerja itu adalah seorang individu yang telah berkeluarga dan memiliki anak. Dengan estimasi bahwa, harga sembako yang tiap tahun mencapai kenaikan sekian persen, (saat ini juga sedang terjadi kenaikan untuk produk susu di hampir seluruh Indonesia) hal ini tentu saja membuat nilai upah yang diperoleh menjadi tidak cukup karena nilai nominalnya pun menjadi berkurang sedikit demi sedikit. Situasi seperti ini tentu saja tidak hanya mempengaruhi satu faktor upah saja, tapi berimbas juga pada faktor-faktor penting lainnya seperti faktor menurunnya kualitas kesejahteraan individu, imbas ke gizi buruk, tingkat kecerdasan, dan faktor sosial lainnya.





Fenomena 'upah kecil' ini tentu saja kerap menjadi sorotan dan perhatian, baik diantara masyarakat luas, maupun di media cetak atau elektronik, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemerintah dan masyarakat pada umumnya untuk segera melakukan berbagai upaya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tapi apa yang tejadi? kenyataan memberikan bukti bahwa, situasi yang sama ini selalu berlanjut dari tahun ke tahun, masa ke masa, tanpa ada perubahan yang cukup signifikan untuk memperbaiki dan meningkatkan laju ekonomi dan menekan laju kemiskinan, yang saat ini malahan terlihat lebih cepat dibanding perekonomian dan stabilitas negara.





Berbicara tentang upah kecil, ternyata, hal ini tidak hanya di landa para pekerja kelas bawah saja. Kenyataan ini juga terjadi di hampir seluruh lapisan pekerja. Bahkan, yang lebih mengagetkan lagi adalah fakta bahwa para pekerja dengan sebutan "pahlawan tanpa tanda jasa' pun juga hampir seluruhnya mengalami dampak ini selama bertahun-tahun. Faktanya lagi, justru permasalahan ini baru menguak dan terbuka dua tahun belakangan ini. Fenomena ini cukup mengagetkan, karena selama ini masyarakat hanya menyadari dan melihat dari lapisan luarnya saja bahwa pribadi guru adalah pribadi yang cukup menyenangkan, pintar, berideologi tinggi, berpengetahuan luas, tanpa menyadari lapisan paling dalam bahwa setiap manusia (sosok inipun) juga perlu untuk memenuhi kelangsungan kebutuhan hidup mereka sendiri. Fakta bahwa gaji guru swasta yang memiliki pengalaman selama bertahun-tahun pun hanya di hargai dengan nominal tak lebih dari dua juta, dan guru yang termasuk pns yang malahan lebih rendah dari itu, membuat fenomena ini semakin menyedihkan. Bagaimana mungkin seorang sosok yang dianggap bersahaja, berpengetahuan luas ini hanya dihargai dengan nominal yang bisa dibilang kecil? Padahal faktanya, sosok inilah satu-satunya sosok yang diharapkan dan diandalkan untuk mampu memberikan dan membagi ilmu untuk semua generasi penerus, putra-putri bangsa. Sungguh Ironis!





Berbicara lebih luas mengenai sistem penggajian dan upah, kita sekarang menengok situasi yang tak jauh beda dengan situasi diatas. Bedanya hanya tempat dan jenis pekerjaannya saja. Pekerja atau karyawan perkantoran juga sesungguhnya mengalami kasus yg hampir sama. Di hampir sebagian besar tempat perkantoran, menggunakan sistem outsourcing dalam penggajian karyawannya (karyawan tidak tetap/kontrak/blm permanen). Hal ini jelas menimbulkan ekses yg lumayan besar. Mengapa? karena jumlah nominal gaji /honor yang seharusnya bisa diberikan seluruhnya oleh perusahaan, ini malahan harus dipotong beberapa persen oleh pihak luar, atau pihak kedua, sebelum akhirnya, sisanya di berikan oleh pihak kedua (outsorced) ke karyawan atau pekerja yg bersangkutan. Suatu hal yang tidak perlu, terkesan bertele-tele serta jelas merugikan. Contohnya saja, misalkan jumlah nominal adalah 1,5 jt (dari perusahaan). Jika dipotong 1% saja oleh pihak outsorcing, maka pekerja hanya mendapatkan 1,4 jt saja tiap bulan. Pengurangan seratus ribu jelas sangat merugikan, karena dengan dana itu (jika tidak dipotong) maka, seharusnya bisa membantu mencukupi kebutuhan sebulan. Merugikan bukan?





Di sistem penggajian karyawan, kita juga mengenal level atau posisi jabatan. Intinya, semakin tinggi jabatannya, semakin besar juga nominal gaji yang didapatkan. Contohnya, seorang individu dengan level atau jabatan sebagai manager, tentu memiliki gaji berbeda dengan karyawan biasa, dengan jabatan 'hanya karyawan', entah itu di bagian administrasi, umum, atau yang lainnya. Tetap saja dinilai dengan nominal standard saja. Mungkin ada yang lebih, tergantung perusahaan, atau jenis pekerjaannya tapi standard pokoknya biasanya tidak mencapai nilai yg cukup signifikan.



Hal ini berbeda dengan karyawan yang berstatus marketing, yang biasanya bisa mencapai beberapa puluh juta karena faktor komisi yg diterimanya, atau istilahnya adalah bonus. Tapi biasanya siklusnya tidak setiap bulan, dan bersifat naik-turun. Tergantung dari tiap klien yang dihasilkannya. Jika karyawan itu tidak mampu menghasilkan klien barang satupun, maka bisa dipastikan individu itu akan kembali memperoleh gaji pokok yg kecil/basic yang standard saja. (biasanya marketing memiliki gaji pokok tiap bulan sama dengan karyawan biasa).





Dengan gaji yang nominalnya bisa dikatakan lebih kecil, status 'hanya karyawan biasa', biasanya memiliki beban kerja dan rincian pekerjaan (job desc. )yang luar biasa banyaknya. Tidak menutup kemungkinan, banyak juga perusahaan yang pada akhirnya merekrut segelintir orang untuk bisa melakukan tugas yang banyak sekali. (biasanya di bagian umum).



Lalu bagaimana dengan level atau posisi yang tinggi spt posisi managerial atau general manager? Nah, inilah yang menjadi pertanyaan dan kebingungan saya sampai sekarang. Dengan beban kerja yang tidak seberapa, individu-individu spt ini mendapatkan bermacam-macam fasilitas dari perusahaan. Mulai dari jasa supir yang siap antar jemput, mobil dinas, atau bahkan fasilitas mobil pribadi, fasilitas rumah, telepon, ongkos transportasi yg bs di riemburst, fasilitas perjalanan kesana-sini, dan lain sebagainya. Tentunya dengan Gaji yang luar biasa tingginya. Padahal jika diamati, jobdesc. nya pun tidak banyak, tidak overload, tidka memeras keringat, bisa dgn mudah masuk agak siang, melakukan aktivitas telpon, lobi sana-sini, acara jamuan makan siang, sore, malam dan selebihnya meeting saja.



Saya sempat dengan polosnya menanyakan hal ini kepada teman saya. Dan jawaban mereka hampir serupa semuanya. Individu-individu spt itu bekerja tidak mengandalkan tenaga atau fisik, tapi lebih menggunakan otak. Dan jika job description mereka tidak banyak, biasanya tanggung jawab mereka lah yang dituntut besar. Istilahnya, punya tanggung jawab besar dalam perkembangan dan kemajuan perusahaan secara langsung.





Ada juga perusahaan yang melihat latar belakang pengalaman dan juga tingkatan pendidikan sebagai tolak ukur penilaian kenaikan standard gaji dan posisi seseorang. Hal ini agak masuk akal, mengingat biasanya porsi tanggung jawab yang besar saja, tidaklah cukup tanpa disertai asupan pendidikan, pengalaman bekerja di bidang yang sesuai, dan informasi yang akurat serta pengetahuan global yang baik. Hal ini semata-mata dilakukan oleh perusahaan dalam memajukan perusahaan.





Akhir kata, apapun yang telah terjadi terutama di Indonesia, saya masih menilai bahwa Indonesia secara global masih perlu tindakan nyata untuk memajukan kesejahteraan semua individu yang merupakan warga negara Indonesia, agar kemerataan ekonomi dapat tercapai dan tidak ada lagi fenomena kesenjangan baik sosial dan terutama di bidang ekonomi yang masih sampai saat ini muncul di Indonesia.






Senin, 16 Juli 2007

Happy Weekend Days!


Happy Weekend Days!

Itulah yang kurang lebih menjadi tumpahan perasaan, uneg-uneg dan jeritan lepas dari pekerja kerah putih, yang contohnya adalah, kurang lebih seperti saya ini.

Kenapa?

karena weekend adalah momen, waktu, saat yang paling ditunggu-tunggu oleh saya dan juga hampir seluruh pekerja kerah putih di rimba Jakarta raya ini untuk sekedar melepas lelah, penat, letih, untuk sebentar saja bersantai.

(Kita berbicara ke arah yang lebih serius)


Pada kenyataannya, Pekerja Kerah putih kerap dihinggapi kejenuhan dan tekanan akibat beban kerja yg berat, situasi kantor yang kadang berubah-rubah, jadwal meeting maupun jadwal acara kantor lain yg padat, juga acara lain yang betul-betul menyita waktu, tenaga dan pikiran. Oleh sebab itu, ekses dari faktor-faktor tersebut, acapkali membuat para pekerja kerah putih menikmati acara weekend dengan totalitas dan kesungguhan yang betul sungguh-sungguh dijalankan setelah rutinitas harian yang melelahkan otak, dan tenaga.

Terlepas dari sebab-akibat itu, telah banyak aktivitas atau kegiatan yg dianggap berguna dalam rangka memperbaiki vitalitas, kebugaran dan stamina para pekerja.

Beragam kegiatan fisik dan spiritual telah beberapa tahun ini digandrungi dan menjamur di kalangan para pekerja dan tentusaja terletak di kawasan area perkantoran, seperti Jakarta. Beragam pelatihan olahraga ditawarkan oleh lembaga-lembaga yang dikenal mampu menyedot banyak perhatian dan pelanggan dari kalangan pekerja, baik itu golongan pekerja rendahan, biasa sampai ke level eksekutif baik muda maupun tua. Seperti contoh menjamurnya sport clubs di kawasan atau distrik perkantoran di Jakarta Selatan, seperti fitness center, yoga, gym area, swimming pool yang banyak mulai dibangun di apartement, gedung perkantoran, hingga stadion olahraga dan juga taman kota (yang saat ini kerap berubah fungsi, dari kawasan indah menjadi kawasan olahraga) milik pemerintah kota Jakarta yang kerap menjadi sarana unggulan yang terkenal dapat menjaring level pelajar hingga pengusaha serta masyarakat umum.


Disamping itu, waktu weekend, selain waktu untuk berkumpul keluarga dan beristirahat, saat ini mulai menjadi waktu yang tepat untuk pelampiasan waktu yang selama seminggu telah tersita penuh dan terbebani oleh pekerjaan kantor.

Oleh sebab itu, banyak sekali jumlah para pekerja di Jakarta yang betul-betul memanfaatkan waktu ini untuk menjaga kebugaran selain refresing otak dan rekreasi. Setidaknya acara atau kegiatan yang dipilih adalah gabungan dari olahraga, rekreasi dan santai atau refreshing. Hingga tidak jarang, tempat-tempat seperti arena hiburan sekaligus tempat wisata di sekitar Jakarta akhirnyapun menjadi sasaran utama kala weekend. Wahana hiburan Dunia Fantasi, Gelanggang Ancol dan Pantai di Teluk Jakarta. Kepulauan-kepulauan kecil ternama di sekitar Jakartapun kerap menjadi kawasan primadona bagi kaum pekerja kerah putih dan masyarakat secara umum. Contohnya seperti Kepulauan Seribu, Pelabuhan Ratu juga tidak luput dari serbuan pengujung lokal yang notabene adalah para pekerja di daerah-daerah terdekat seperti Jakarta.


Contoh-contoh seperti diatas adalah sekelumit aktivitas fisik (baik outdoor /indoor) yang dapat dilakukan guna memberi suplai stamina dan kebugaran yang betul-betul dibutuhkan.

Lalu, bagaimana dengan kegiatan spiritual?

Sepertinya untuk mereka yang membutuhkan aktivitas spiritual yang berguna untuk jiwa, atau istilahnya makanan jiwa, setelah kepenatan di kantor selama seminggu, banyak cara bisa dilakukan. Pergi ke tempat Ibadah yang sesuai dengan religiusitas masing-masing individu adalah salah satu contoh yang tepat bagi para pekerja kerah putih. Disamping itu, pembangunan beragam sarana-sarana peristirahatan juga menjadi pilihan lainnya.

Ada pula tempat-tempat yagn menggabungkan kombinasi antara kebutuhan pekerja, terutama untuk kaum wanita (pria juga) akan keindahan tubuh, kecantikan dan kesehatan serta refleksi. Contohnya adalah beragamnya salon-salon kecantikan, spa, pijat refleksi, juga lembaga atau tempat sejenis lainnya yang menawarkan kombinasi dari refleksi dan perawatan tubuh secara menyeluruh.

Seperti pepatah yang mengatakan, 'Didalam Tubuh yang Sehat, Terdapat Jiwa yang Kuat', oleh sebab itu keseimbangan antara keduanya tidak boleh terlupakan. Hal inilah yang saat ini sudah menjadi kesadaran mayoritas pekerja kerah putih di Jakarta pada umumnya, dan eksesnya adalah semakin ramainya tempat-tempat yang menawarkan kesempatan positif seperti itu.


Kalau untuk saya sih, cukuplah dengan pergi ke tempat rekreasi beberapa minggu sekali, ke salon tiga minggu sekali dan olahraga untuk mendapatkan keseimbangan fisik dan mental saya, walaupun terkadang seringnya malahan pergi ke pusat-pusat perbelanjaan saja. :)

Paragraf yang terakhir ini sebaiknya Jangan Ditiru! :)
Akhir kata,
Selamat Bersantai!
adios...































Rabu, 11 Juli 2007

Public Relations


DEFINITION PR


Berikut ini saya berikan informasi (yang mungkin berguna ) mengenai Public Relation.

(dikutip dari sumber di internet)


One of the earliest definitions of PR was coined by Denny Grisword, publisher of Public Relation News." According to her, "Public Relations is a management function which tabulates public attitudes, defines the policies, procedures and interest of an organization followed by executing a program of action to earn public understanding and acceptance."
According to two American PR professionals Scott M. Cutlips and Allen H. Center, "PR is a planned effort to influence opinion through good character and responsible performance based upon mutual satisfactory two-way communication". Public relations is the art and science of managing communication between an organization and its key public constituents to build, manage, and sustain its positive image.




Kondisi bekerja seorang PR rata-rata terdiri dari 30-40 jam per minggu. Biasanya, overtime tidak termasuk hitungan. Sesuai dengan keadaan, mereka diharuskan siap bekerja atau dihubungi sekitar jam kerja, terutama bila terdapat situasi genting atau krisis. Kantor PR biasanya merupakan tempat yang sibuk, dimana jadwal kerja bersifat tidak tetap dan biasanya akan mendapat tambahan, editan, perubahan, pergantian dari berbagai pihak. Jadwal kerja biasanya sering harus mengalami re-schedule sehingga semua pihak dapat memenuhi deadline, mengerjakan pidato, menghadiri meeting, traveling, dan aktivitas lainnya.

KEPEGAWAIAN


Bagaimana dengan kepegawaian seorang PR? Biasanya orang mengenal PR dari 2 sisi: PR korporat (PR yang bekerja penuh di sebuah perusahaan, dan mewakili perusahaan tersebut) dan PR konsultan yang bekerja di sebuah Consultant PR, memiliki deskripsi kerja hampir mirip dengan event organizer). Sesunggunya, PR dapat ditemui di beberapa industri jasa: management dan firma-firma public relations, insitusi pendidikan, organisasi kesehatan, agensi-agensi sosial service dan advertising agency. Yang lainnya bekerja untuk communication firms, financial institutions, dan agensi-agensi pemerintah. Ada juga PR yang bersifat self-employed.
PR biasanya berkonsentrasi di kota-kota besar, dimana jasa media dan fasilitas komunikasi lainnya dengan mudah tersedia dan banyak bisnis dan asosiasi perdagangan memiliki atmosfer sibuknya.


TRAINING, KUALIFIKASI DAN KEMAJUAN LAIN


Sebenarnya, tidak ada standar tertentu untuk memasuki karir PR. Lulusan universitas yang dikombinasikan dengan pengalaman menjadi seorang PR--biasanya didapat dengan memasuki sebuah internship biasanya dianggap memiliki persiapan hebat untuk pekerjaan seorang PR. Kemampuan untuk menulis dan berbicara dengan baik dan benar
bersifat esensial. Banyak PR-PR baru memiliki college major dalam PR, Jurnalistik, Advertising atau Komunikasi. Sejumlah firma mencari lulusan universitas yang telah bekerja di media cetak atau elektronik. Employer lainnya mencari calon-calon dengan bidang-bidang yang berhubungan dengan bisnis firma tersebut; sains, engineering, sales atau finance.

Sejumlah universitas dan college menawarkan bachelor dan postsecondary degrees dalam PR, biasanya dalam departemen Jurnalisme atau Komunikasi. Sebagai tambahan, banyak college lain menawarkan setidaknya satu kurus di bidang ini.


PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

PR menciptakan tingkah laku yang diidamkan di antara beragam organisasi, special interest group, dan publik melalui komunikasi yang efektif. Percaya atau tidak, profesi PR sebenarnya bisa diterapkan pada profesi-profesi lain seperti seorang kreatif di advertising agency, tenaga marketing dan promotion, sales manager product promoter, new analysist dan reporter.

dikutip dari sumber yang terpercaya di internet.

Senin, 09 Juli 2007

Kisah Spongebob


Entah kenapa, di siang bolong ini, saat berada di ruang kantor, saya mendadak teringat kisah Spongebob yang lucu yang muncul setiap hari di televisi. Ceritanya lucu sekali (menurut saya). Hingga kisah itu masih terekam, mengendap dan menyangkut di otak saya siang ini, bahkan di kantor, saat seharusnya saya lebih memilih untuk berkutat dan memikirkan hal-hal penting lain, seperti angka-angka, surat perjanjian, de el el, de es te yang seharusnya lebih berguna untuk dipikirkan dan bukannya cerita anak-anak seperti kisah si Spon kuning bercelana kotak itu. Eh, ini sekarang, saya malahan tersenyum-senyum sendiri saat memutar ulang cerita spon kuning itu di otak saya (rewind version my own brain)

Ceritanya begini, suatu hari Spongebob kuning tertarik untuk membeli peralatan sulap setelah menonton iklan dari seorang pakar sulap. Akhirnya, Spongebob pun tertarik untuk membeli peralatan itu. Ia langsung menguras seluruh tabungan, mengirimkan uang sejumlah 19.2 dollar dan langsung mengirimkan uang via pos. Setelah 6 minggu kemudian, tibalah pesanan yang berupa tongkat pendek berwarna ungu, buku kecil tebal dan topi ungu penyihir mainan yang membuat Spongebob terkagum-kagum, terbelalak melihat isi paket yang menurutnya adalah istimewa karena terdapat tongkat sihir, buku mantra dan topi penyihir. (namanya juga spongebob masih anak-anak, jadi apapun yang menurut orang dewasa adalah mainan biasa dan tak berguna, menurutnya adalah hal yg cool, keren, luar biasa). Lalu, jadilah Spongebob mengajak temannya, Patrik si bintang laut untuk bermain bersama.

Tapi sebelum bertemu Patrik, spongebob lebih dulu menjumpai tetangganya, Squidward yg sedang bersantai di rumah.
Kejujuran dan kepolosan hati Spongebob inipun mendapat sambutan dingin oleh Squidward yg jelas-jelas lebih suka menyendiri daripada ditemani oleh si Spon kuning yg menurutnya adalah pengganggu hari-harinya. Squidward yang sedang berjemur di depan rumah pun merasa terganggu oleh keberadaan si Kuning ini yg sibuk memamerkan paket sulap dan ilmu barunya ini.

Panjang lebar Spongebob menceritakan proses perolehan sulap dan paket istimewanya itu. Ketika hendak memeragakan ilmu sulap "merubah wujud" , si Kuning yg dari tadi sibuk membolak-balik buku mantra dan memutar-mutar tongkat saktinya itu, tidak melihat kalau Squidward diam-diam kabur dan berusaha melarikan diri. Begitu ada bis lewat, Squidward pun langsung naik dan melarikan diri.

Seorang anak kecil yang sedang menangis beserta ayahnya di dalam sebuah mobil terbuka melewati rumah Squidward. Karena angin yang kencang dan laju mobil yang begitu cepat, es krim di genggaman anak itu terbang dan jatuh tepat di atas sofa berjemur yg tadi dipakai Squidward untuk bersantai. Es krim berwarna hijau kebiruan itu persis berbentuk seperti muka Squidward dengan hidung khas yg panjang.

Spongebob yg dari tadi sibuk membaca buku mantra perubah wujud itu tidak memperhatikan kejadian itu. Akhirnya saat ia berkata Adakadabra..dan menutup buku mantra itu, ia pun kaget karena yg dilihatnya adalah ujud Squidward sudah mengecil dan meleleh menyerupai wujud eskrim. Spongebob begitu terpukul dan sedih karena mengira dialah penyebab perubahan ujud tetangganya.

Akhirnya dengan tekad bulat dan semangat mengembalikan ujud lagi, ia pun membawa es krim yg sudah meleleh itu pulang dan dimasukkan ke lemari pendingin. Setiap beberapa menit, ia membuka kulkas untuk mengecek keberadaan tetangganya itu. Bahkan, Squidward yg sekarang ini telah berwujud menjadi es krim hijau kebiruan berbentuk seperti es krim cone itu di dudukkan di sebuah sofa kecil bersebelahan dengan es krim berwujud Spongebob disampingnya, di dalam kulkas tsb. Sungguh-sungguh teman yg baik!

Hingga akhirnya Patrik yang lapar pun datang berkunjung kerumah si spon kuning dan langsung membuka kulkas. Spongebob pun berteriak saat melihat Patrik hendak memakan Squidward. Ia menjelaskan kalau ilmu sulapnya telah merubah Squidward menjadi sebuah es krim. Pembicaraan dua mahluk itupun berakhir menjadi rebut-rebutan sengit yang memperebutkan es krim Squidward. Hingga akhirnya Squidward itupun meleleh dan mencair jatuh ke lantai. Kedua mahluk itupun berhenti berkelahi dan berusaha mengambil eskrim yg sudah menjadi air, lalu dimasukkan ke botol.

Kemudian mereka berdua mencoba menemui si tukang sulap andalan yg terkenal di televisi tsb. Setiba di istana milik pesulap itu, ternyata mereka menjumpai bahwa pesulap itupun telah berbohong dan hanya mengambil keuntungan dari bisnis sulap tipuan itu. Iapun tidak bisa mengembalikan ujud Squidward yg telah berubah menjadi eskrim itu.
Hingga akhirnya, dua mahluk itupun kembali kerumah dan berniat untuk menghancurkan mainan sulap baru tersebut. Saat hendak menghancurkan mainan itu, Spongebob pun meletakkan botol yg berisi air lelehan es krim Squidward di atas sofa berjemur Squidward.

Tanpa sepengetahuan mereka berdua, Squidward pun telah kembali setelah berjalan-jalan dengan bis yg dinaikinya tadi. Iapun melihat Spongebob masih di tempat yg sama dan langsung melempar botol isi air di atas sofa kesayangannya dan langsung kembali bersantai. Setelah menangis tersedu-sedu sambil menunduk, Spongebob dan Patrik pun kaget dan akhirnya bergembira karena telah melihat botol tadi berubah menjadi Squidward kembali.
Kisah akhirnya pun bisa dengan mudah ditebak, yaitu Si spon kuning dan Patrik, temannya, pun ikut bergembira atas perubahan kembali ujud sahabatnya, Squidward. Tetapi melihat kegembiraan kedua temannya yang lugu dan agak bodoh itu, Squidward pun malah menjadi bete dan bersungut-sungut. hehehe...

benar-benar kisah Spongebob yang lugu
...:)

Pesan moral yang terkandung di film ini adalah, kisah persahabatan yg kental antara mahluk-mahluk laut dan bagaimana Spongebob kuning mempertahankan keakraban dan nilai persahabatan di antara mahluk-mahluk di dunia laut.























Rabu, 27 Juni 2007

6 Hari menjadi Vampir


Sudah 6 hari saya menjadi vampir. Teman-teman kantor saya hanya menggeleng-geleng kepala saja saat saya bilang spt itu. Walau ada yg berempati, terutama teman kantor yg perempuan (biasanya perempuan empatinya lbh besar). Kalau teman kantor yg laki-laki merespon saya cuma dengan tertawa dan tersenyum kecil saat saya bilang sudah 6 hari saya jadi vampir.Bahkan ada yg bilang, kenapa gak selamanya aja jadi vampir? jengkel sekali saya mendengarnya. Tapi saya diam saja. Bersabar. Karena jujur saya sudah tahu bakalan seperti apa rekasi mereka. Memang agak gokil, error, gila. Bukannya rasa empati yg saya dapat tapi malah rasa penghinaan (lah wong, mereka malah tertawa) dan sedih hati. Tapi sejujurnya saya berkata jujur. Sudah beberapa hari ini saya menjadi vampir.

Lebih tepatnya setelah saat peristiwa terbakarnya gardu listrik besar setiabudi yg menghubungkan semua jaringan listrik dan gardu-gardu kecil lainnya di daerah sekitar. Bagaimana tidak, Peristiwa itu menjadi berita besar di media elektronika dan koran. Ditambah lagi saat gardu listrik kecil di dekat tempat tinggal saya pun ikutan terbakar. Tepatnya meledak dari bawah tanah dan menghanguskan bangunan dan seluruh objek yg ada diatas permukaan tanahnya. Ada rasa deg-degan bercampur heran. Kok bisa-bisanya kabel listrik segede ular anakonda yg tertanam di bawah tanah ikut-ikutan terbakar dan menghancurkan toko diatasnya. Warteg, sebuah motor bebek dan gerobak buah adalah objek yg ada di atasnya. Lalu hasilnya, pasti anda sudah dapat menduganya. Hancur berantakan. Tak hanya itu, bahkan seluruh isi warteg alias warung tegal itupun berhamburan keluar. Gosipnya sampai di berita. Beritanya pun tersiar kemana-mana. Tempe, tahu goreng, ayam goreng, ikan goreng juga ikut beterbangan dan berhamburan keluar, jatuh menempel ke sana-sini. ironis? sedikit. Sesudahnya saya hanya bisa membayangkan dan teman sayapun sempat tertawa kecil saat membaca di berita ada ayam goreng terbang.:)

Yang menjadi tragis adalah saat diberitakan ada dua orang yg turut menjadi korban kemurkaan kabel anakonda itu. Itu tidak lain tidak bukan adalah penjual buah yg sering memangkalkan gerobak satu-satunya tepat di depan warteg naas itu. Ternyata buah-buahan yg biasanya tersusun rapi diatas gerobak itu ikut hangus menjadi berwarna abu-abu seluruhnya akibat tertutup debu dan abu dari kebakaran singkat. Malangnya lagi itu adalah buah semangka, pepaya dan nanas, buah-buahan yg selama ini menjadi buah favorit saya.

Saat kejadian kebakaran singkat itu, saya sedang ada di kamr mandi. Selama beberapa menit sebelum kemudian lampu mati dan ruang kecil berukuran 2 kali 2 itu menjadi gelap gulita. Yang terdengar hanya gemericik air dan saya yg sedang duduk manis. Tadinya saya kira ada teman saya yg jail mematikan lampu km. mandi. Saya cuek saja. Tapi setelah beberapa lama, kok tidak terdengar suara teman saya juga. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dengan handuk yg menutup seadanya, mencoba meraih tombol on off lampu. Klik..klik..tidak ada yg menyala. Akhirnya saya pasrah juga sembari terus melanjutkan aktivitas yg tertunda.

Saat-saat saya menjadi vampir pun telah tiba. Saat saya mengira mati lampu itu hanya memakan waktu sesaat, ternyata dugaan saya dan sejumlah (puluhan) orang di daerah itu salah besar. Kabel anakonda yg tebakar dan meledak itu telah membuat kehidupan saya dan hampir seluruh manusia yg hidup dan tinggal disekitar itu menjadi berubah total. Saya harus berlari, berkejar-kejaran dengan matahari untuk melakukan akitivitas hidup saya. Selebihnya kehidupan saya ibarat seorang vampir yang melakukan apapun dalam kegelapan. untungnya tidak untuk memangsa manusia lain. Tapi cukuplah untuk bisa dikatakan vampir, saat saya berkutat di dalam kamar untuk berganti baju, merapikan kamar, menyapu kamar (gak tahu apakah sudah bersih atau blm), memasukkan baju, melipat baju(tidak tahu lipatannya berbentuk spt apa), membaca buku (walau pakai lilin kecil/ bantuan senter), bahkan untuk menyisir rambut dan merias diripun selalu dalam kegelapan(walaupun akhirnya selalu celemongan/ bedak yg ketebelan). Semua terasa aneh, janggal. Kadang muncul ketakutan dan kepanikan saat mendadak muncul bayangan hitam besar di dinding kamar yg ternyata adalah bayangan saya sendiri. Atau juga kadang saya jadi membayangkan suster ngesot atau film horor lentera merah, jika kemana-mana membawa lilin atau lampu teplok kecil.

Hari-hari sayapun menjadi penuh dengan kegelapan. Pernah disatu hari sehabis pulang kantor, saya terlalu asik mengobrol dengan teman hingga lupa kalau sesaat lagi gelap datang dan sy tidak memiliki cadangan lilin. Akhirnya saya harus rela untuk mandi tanpa penerangan apapun, walaupun air masih menyala. Tapi untungnya saya masih tahu letak bagian2 tubuh mana yg harus dan yg tidak perlu untuk di bersihkan.:)Acara mandipun berubah menjadi acara mandi bebek. Masuk km. mandi, keluar lagi setelah bbrp menit. Betul-betul ritual mandi yg paling singkat!

Teman-teman sayapun sudah tidak heran kalau tiba-tiba ada suara tertawa, canda, gurauan tanpa terlihat siapapun dari luar karena mungkin saja itu saya sedang berbicara lwt telpon malam-malam dgn tmn sy di dalam kamar yg juga gelap. Sepertinya fobia gelap yg dlu sempat menghinggapi sayapun lambat laun hilang. Kalau dulu saya selalu panik saat mati lampu, kini saya justru merasa tidak ada bedanya antara malam hari dengan mati lampu. Bingung kan?. Intinya sekarang saya sudah terbiasa hidup di gelap-gelap, mungkin seperti tikus yg hidup di lorong gelap, atau seperti vampir yg berkelana sendirian di gelap malam. Asal jangan seperti kupu2 malam saja.:)Wah, kalo yg satu ini sy pasti keberatan!
Untungnya lagi pikiran saya pun tidak ikut-ikutan menjadi gelap, walaupun sempat saya terkena flu berat akibat tidur beramai-ramai di lantai saat hari I gelap melanda. Walaupun kemudian saya menjadi terbiasa dengan situasi ini, tapi sempat beberapa teman saya
mbuka kamar di hotel berbintang sekian saat hari pertama itu , yah tentu saja beramai-ramai spy iurannya bisa semakin kecil.

6 Hari (mungkin lebih) saya bisa menjadi vampir. Tergantung seberapa tahan saya menghadapi ini. Sempat saudara saya menelpon keheranan
kok bisa-bisanya saya bertahan di situ dengan situasi gelap selama berhari-hari. Alasan saya singkat saja, karena saya harus tetap masuk kantor. Situasi kantorpun tidak banyak berubah. Tadinya saya berharap kantor juga ikut mati lampu agar saya bisa libur panjang akibat accident ini. Eh, ternyata ada si genset yg slalu menjadi andalan gedung-gedung perkantoran di Jakarta. Jadinya, niatan saya untuk meliburkan diri menjadi sia-sia karena terbukti kantor saya selalu nyala terang benderang di pagi siang dan malam. Tidak ada alasan lagi untuk tidak masuk. Fiuuh...


Minggu, 24 Juni 2007

Mata kodok, hidung betet


'Mbak, kemarin aku datang ke pernikahan sodaranya Rino..'
'Oh, ya. Wah hebat kamu. Trus.., trus..gimana..?'

tanya Wulan penasaran sembari menarik-narik helaian rambut dengan 'catokan'. Jam sudah menunjukkan pukul 8.30 pagi. Seharusnya saat ini waktu saya untuk siap membuka file-file dokumen kantor. Siap di depan komputer, dengan kertas ini-itu yg berisi runtutan angka dan tulisan nama, alamat, no tlp dan konfigurasi persentase nominal angka dari jutaan hingga milyaran. TApi nyatanya, kehadiran dua mahluk (teman saya) yg kdatangannya selalu dipenuhi dgn cerita ini-itu membuat saya urung membuka dokumen yg seharusnya lbh penting. Tangan saya tetap berhenti di tulisan 'location click here'. Telingapun langsung menangkap sinyal bahwa ada yg lebih menarik untuk di dengar.

'Iya, mbak. Makasih gaun pestanya. Aku jadi pusat perhatian, mbak'.
'Oya?!' Trus, gimana Rino? Kamu ktemu gak? Trus, dia nyapa kamu? Trus, dateng ma siapa?'
'Ih, pertanyaannya banyak bener mbak Wulan ini. Satu persatu dunk. Aku dateng ma nyokap doang kok. Ketemu Rino juga tapi dia sombong gitu dech, mungkin karena ada si Dwi'.
'Hmm... Bukan kamu Non. Aku tanya mantanmu Rino itu dateng ma sapa?' 'Oooh, dia..hehehe. Dia dateng ya ama Dwi lah, pacarnya. Juga ortunya. Ortunya masih ramah, mbak. Masih baek bgt ma aku'.
'Udah lah, Non. Relain aja. Emang bukan jodohmu kalee'. ujar temanku itu santai.


Saya masih berkutat dengan muka menatap ke komputer sebelum akhirnya 'sense of hearing' saya berkelana ke pembicaraan mereka yg tepat bersumber dari belakang kubikel saya. Langsung saja indera saya menangkap adanya hal yg lebih menarik ketimbang dokumen atau kertas meja saya dan akhirnya patah juga keinginan saya meneruskan filing dokumen.

'Iya mungkin benar, mbak. Lagian aku sudah ikhlasin kok. Hanya saja satu yg aku gak rela...'

Sesegera saya berdiri dan berbalik badan. Wulan menatap saya sambil melongo. Saya pun demikian tak sabar menanti kelanjutannya.

'...aku rela kalo Rino bukan jodoh aku, mbak.
Aku rela dia berjodoh dengan cewek lain. Asal bukan Dwi'.


Seketika alat catok yg dari tadi dipegang oleh Wulan dengan sebelah tangan lain yg memegang rambut terlepas juga. Kami berdua melongo. Semakin rapat jarak saya menempelkan diri ke kaca kubikel, mencoba melongok ke kubikel sebelah saya. Dua mahluk itu tidak kaget dgn keberadaan saya yg tiba-tiba sudah nongol dan berada ditengah pembicaraan mereka.

'Loh, memang kenapa siy Non. Kok kyknya kamu kesel bgt dgn Dwi?'
saya pun akhirnya berbicara juga mencoba mengikuti alur cerita. Walau sy sendiripun blm kenal yg namanya Rino, Dwi dan lainnya.

'Tau ga siy, mbak. Dia itu punya mata kodok. Lagian, mbak hidungnya itu loh..emang mancung siiy,tapi hidungnya betet bgt'. Loh???

Sampai disini pikiran saya dibawa jauh berpikir untuk memahami konteks dari sikap arogansinya. Adalah hal yg lumrah jika saya berkesimpulan kalau hubungan masa lalunya yg telah mencapai titik 'selesai' masih menyisakan bekas mendalam dan rasa tidak terima menghadapi kenyataan. Mungkin juga disebabkan 'pihak orang ketiga' yg menjadikan hubungan yg telah terjalin setahun penuh itu over, selesai, finished. Bukan hal yg extraordinary karena semua manusia mengalami suatu siklus kehidupan yg bisa berubah-ubah tak menentu. Istilah singkatnya, semua orang juga pernah putus cinta kok. Saya juga, malahan sering.

Lalu adakah hubungan dengan ketidaksukaan terhadap fisik seseorang?
Jawabannya mungkin iya, mungkin tidak. Tetapi menurut saya itu semata-mata lebih kepada sugesti atau mitos.

Saya jadi teringat wejangan bapak kost. Info: Bapak kost saya pernah (skalanya sering)memberi wejangan kepada saya yg merupakan salah satu anak kost yg (teman sy sering bilang)yg juga adalah anak kost kesayangan. Bgmn tidak, Bapak kost saya yg sdh berumur 50 tahunan dan campuran betawi-chinese itu bisa dibilang sangat baik dan memperhatikan anak-anak yg menyewa kostnya. Jika salah satu dari kami sakit, beliau tidak segan-segan memberikan salah satu obat hasil penelusurannya dari apotek ke apotek ( dulu dia sempat ingin menjadi dokter) dan di berikan kepada kami.Salah satunya adalah kepada saya yg rutin bersin-bersin dan flu di kala pagi. Dan tentu saja saya tidak keberatan menjadi objek percobaan obat-obatan racikan atau surveynya di apotek seluruh jakarta, karena jujur saja saya termasuk org yg sulit ke dokter atau untuk sekedar ke apotek membeli obat. Disamping malas untuk mengeluarkan uang untuk berobat (ini salah satu kejelekan saya), saya juga enggan bepergian keluar kamar jika sedang sakit. Akhirnya bapak kost sy yg rajin memberikan obat-obatannya untuk kesembuhan saya. Obatnya manjur juga lho, bahkan teman kantor sy juga jadi ikut-ikutan memakai obat itu.

Okey, kembali ke wejangan bapak kost. Beliau suatu hari memberi wejangan bijak versinya kepada saya. Wejangan ini tidak lain dan tidak bukan adalah seputar pencarian jodoh yg sampai sekarang mungkin masih menjadi tanda tanya besar di hidup saya.
Beliau berpesan kalau mencari jodoh yg baik (baca: cowok) selain dilihat dari kepribadiannya juga harus dilihat dari penampilannya. Loh, kok bisa? Saya sampai sekarang juga masih belum begitu memahami. Tapi mitos yg mendasar kuat terpatri di benak dan pikiran seseorang mampu membuat orang tersebut melakukan dan menurutinya. Dan itu sepertinya terbukti. Beliau berpesan bahwa saya haruslah mencari jodoh yg berbadan tinggi besar, tegap. itu sih sebenarnya memang kriteria saya.

Alasannya lucu dan tidak masuk akal, bapak kost saya (yg kebetulan juga tinggi besar) berkeyakinan jika pria bertubuh sebaliknya itu mempunyai beragam keburukan dan kejelekan. Bahkan beberapa teman saya juga mengasumsikan tipe tsb dgn licik, egois, curang, tidak mau berkorban, suka menang sendiri, tidak bisa menjaga, de el el. Teman saya begitu yakin, tapi saya begitu bingung. Darimana datangnya penelitian spt ini?
Saya juga tidak begitu tahu. Tapi bisa dibayangkan jika semua mahluk di bumi ini berasumsi dan berkeyakinan sama, maka alangkah malangnya nasib para pemuda bertubuh pendek dan kecil karena tidak akan diperhatikan bahkan dilirik oleh lawan jenis pujaannya.

Lalu apa hubungannya dengan mata kodok dan hidung betet?

Ternyata untuk sebagian masyarakat, mitos ini begitu ampuh hingga mematahkan mitos terdahulunya, si cantik dan si buruk rupa atau seperti di film Shrek dimana mengandung nilai moral bahwa kecantikan tidak hanya melulu datang dari wajah tapi dari hati.Ternyata mitos inner beauty terdobrak dengan adanya versi mata kodok dan hidung betet versi teman saya ini. Definisi mata kodok yaitu bola mata besar, seperti kelihatan hampir mau copot (kata teman saya) atau istilah lainnya bola mata yg mirip spt matanya kodok, adalah identik dgn sifat atau tabiat kelicikan, ketamakan, segala bentuk ketidakbaikkan. Darimana mitos ini ada, saya sendiri juga tidak tahu. Bahkan saya baru mengetahuinya dari obrolan tadi pagi dgn dua mahluk unik yg hobi bercerita itu.

Sesungguhnya, saya tidak begitu meyakini dan mempercayai hal-hal tersebut. Pada dasarnya Mitos adalah suatu hal yg tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Yang menjadi bentuk keheranan saya adalah, bagaimana mungkin mitos ganjil ini bisa tumbuh dan berkembang serta di percayai oleh sebagian masyarakat di era globalisasi ini. Salah satu faktanya adalah teman saya yg bisa dibilang telah mengenyam pendidikan tinggi pun msh saja ada yg percaya akan hal2 spt ini. Tapi sayapun tidak mungkin dapat menyalahkan jika hal ini benar-benar ada dan dpt diterima (mungkin yg tdk bisa menerima adalah ya si mata kodok itu tadi) di kalangan berpendidikan sekalipun. Mitos ini begitu luar biasa dahsyatnya. Begitupun dengan hidung betet, yaitu definisi untuk ukuran hidung yg mancung dan hampir menyerupai salah satu jenis burung tropis ini betul2 membuat saya menggeleng2 keheranan. Tapi sayapun tidak membenarkan atau menyalahkan mitos ini. Karena jujur saja saya belum sempat mengalaminya. Tapi sesungguhnya mitos-mitos ini begitu menarik dan sempat membuat saya tertawa geli terlebih saat mendengar bahwa dua teman saya pernah mengalami hubungan yg tidak harmonis dikarenakan gangguan pihak ketiga yg kebetulan dua-duanya sama-sama bermata kodok dan berhidung betet. :)



















Kamis, 21 Juni 2007

Tragedi Ruang Kaca


Hampir genap tiga minggu ruang kantor saya di perbaiki. Tepatnya adalah dipindah semua meja, kaca-kaca, bangku, komputer, filling kabinet, dan semua kabel telpon, listrik dan jaringan internet yg biasanya tertata rapi dan saling tersambung indah di bawah meja saya. Mengapa dipindah? Saya juga kurang begitu paham alasannya. Tapi sebenarnya dari lubuk hati terdalam, saya agak menyayangkan pemindahan ini.

"Ruang kaca" (begitulah kebanyakan teman kantor menyebut ruangan saya yg bertembok kaca di setiap sisinya) saya sebetulnya sudah begitu nyaman. Ruangan kecil di dalam ruangan kantor. Jadi ibarat boneka bulat ayu dari Rusia (saya lupa namanya) yg ketika di buka maka akan ada boneka kecil lagi didalamnya, dan begitu seterusnya begitupun dengan ruangan saya. Bedanya, hanya ada satu ruangan kecil di dalam kantor yaitu ruangan saya. Ukurannya tidak terlalu kecil sih, hanya 7 x 5 meter saja. Tapi cukuplah untuk didatangi 3 sampai 4 orang teman saat makan siang dan sore hari menjelang pulang. Di saat-saat tertentu 'Ruang kaca' seketika menjadi suatu tempat yang enak untuk disinggahi.

Saat jam makan siang, biasanya 4 kawan perempuan saya meramaikan ruangan ini dengan membawa bekal lunch masing-masing. Tinggal memilih kursi kosong yg memang beberapa tersedia di situ dan mulai membentuk formasi setengah melingkar di depan meja saya dan mulai berbicara panjang lebar tentang hal-hal yg penting hingga yg tidak penting sama sekali. Curhat dan Chatting atau istilahnya' women's talk' adalah hidangan setiap hari di ruangan saya menjelang 'lunch time'. Saya pun toh tidak keberatan, walaupun terkadang topik yg disuguhkan benar2 tidak bisa membuat pengetahuan saya bertambah ( cerita selebritis yg menikah dengan si ini-itu, de el el yg semuanya bisa saya dapatkan sendiri di berita infotainment tv, apakah bisa membuat saya pintar ya..?) Tapi semuanya itu tidak mengurangi niat saya untuk tetap 'relax', enjoy the time dan kata teman saya yg lain bisa untuk 'killing the time' juga.

Kembali ke topik ruang kaca saya, sebenarnya saya dan teman-teman saya yg lain harus berterimakasih kepadanya. Tepatnya kepada 'ruang kaca'. Mengapa? karena ruangan itu telah berjasa besar dalam memberikan tempat untuk beristirahat sejenak tanpa harus diketahui dan ketahuan oleh siapapun. Loh, kok bisa? ya bisa lah. Begini, walaupun ruang saya itu di tembok dengan kaca di ke-empat sisinya, tetapi ini bukan sembarang kaca. Kaca ruang saya bukanlah kaca-kaca yg dipakai untuk kaca spion, kaca cermin atau kaca nako di rumah. Kaca kepunyaan ruangan saya itu terbuat dari kaca tebal yang tidak terlalu bening dan malahan agak buram kelihatannya. Dan yang penting adalah fungsinya. Fungsi dan kegunaan yg hanya saya dan segelintir orang yg biasa masuk ke ruang ini yg mengetahuinya. Mau tahu? Ternyata 4 kaca di ruang saya itu memiliki dua kekuatan; tembus pandang dan tidak tembus pandang. Nah, disini sayapun baru mengetahuinya saat suatu kejadian yg tidak direncanakan.

Suatu hari, teman wanita saya, sebut saja Wulan, ia selalu memakai celana jeans ke kantor. Hingga suatu hari, Wulan datang terlambat dan tidak ada waktu untuk berganti pakaian. Akhirnya Wulan meminta semua karyawan yg tadinya sedang bersantai-santai di ruang kaca saya (yang pria khususnya) untuk mengosongkan ruangan. Yang tinggal hanya dua orang, yaitu saya yg sedang sibuk mengecek email di komputer, dan seorang lagi wanita yg sedang asik bermake-up di depan cermin di samping saya. Tanpa ba-bi-bu, Wulan mengganti jeans dgn roknya itu dengan posisi tepat membelakangi kaca. Kami semua masih di kesibukan masing-masing sebelum akhirnya mendengar suara-suara dari luar. Seketika Susi (sebut saja demikian) masuk ke ruang kami (saat itu Wulan sudah selesai ) dgn tergesa dan sontak berteriak;
"Lan, wulan loe tadi ngapain sih?!" keliatan tau!"
suara Susi yg kencang membuat gak cuma Wulan tapi kami semua kaget dan panik.

"Enggak ah!" Ini kan buram."
"Kalo gak percaya, gue coba sekarang disini (didekat kaca) dan kalian semua cek diluar."

Kami bertiga serempak berjalan setengah berlari keluar ruangan, kecuali Susi.

Dan benarlah apa yg terjadi. Dari balik kaca luar jelas terlihat badan Susi dengan jelas beserta warna bajunya yg nyala terang dan bahkan bekas luka di belakang betisnya. Seketika kamipun pucat, tapi terlebih kepucatan dan kepanikan juga rasa malu jelas tergambar di raut Wulan, telebih saat seorang karyawan pria terlihat sedang duduk tidak jauh di dekat tempat kami berdiri. Wah, jangan-jangan dia lihat celananya Wulan. Pikiran itu tiba-tiba muncul. Tidak berapa lamapun, rasa empati terhadap Wulan berubah menjadi rasa lucu dan ingin tertawa (menertawai si korban lebih tepatnya) sambil bersyukur pada diri sendiri, untung bukan gue.

Lalu kenapa bisa dikatakan 'ruang kaca' bisa memberikan kontribusi pada kami? Alasannya sederhana. Akibat kejadian itu, kami mulai meneliti dengan seksama sisi mana yang bisa tembus pandang dan bagian mana yg tidak, supaya aman dan tepatnya spy tidak ada korban berjatuhan lagi. Akhirnya setelah beberapa hari, kami mengetahui bahwa beberapa fakta muncul perihal keuntungan dan sisi berbahaya dari 'ruang kaca' saya ini'.

Sisi bahayanya;

1. Berdasar pengalaman teman sejawat, jangan berganti baju terlalu dekat dengan ruang kaca. ( jarak kurang dari satu langkah dari kaca, dianggap masih bisa menampilkan lekuk tubuh).
2. Jangan berbicara terlalu keras. ( kalau ingin curhat atau bicara yg gak penting lbh baik di kurangi volumenya karena sisi kaca bisa memberi efek
kedengeran buat orang di luar ruangan, terutama kalau ada boss yg lewat).
3.Jangan pasang MP3 terlalu keras. (ini juga bisa berbahaya, karena bisa ketahuan kalo ternyata lagi denger musik2 aneh dan gak jelas). Bisa2 Boss teriak dari luar; "Woi! ini kantor! bukan tempat karaoke!"



Berdasarkan analisa beberapa hari, dan setelah di cek bekali-kali, maka disimpulkan bahwa, ruang kaca yg agak buram itu membuat pihak-pihak luar bisa melihat kedalam ruangan, jika object atau orang tsb dekat dengan sisi kaca. Tetapi sebaliknya, pihak luar tidak bisa melihat ke dalam ruang kaca dengan jelas bila interaksi orang yg di dalam berada di tengah ruangan atau tidak dekat dgn kaca. Hal-hal ini memberikan hal-hal positif sbb.

Sisi positif/ keuntungannya;

1. Kalau mau tidur, makan, cerita, acara bersantai tipe apapun bisa dilakukan di dalam ruang kaca. (itu selama boss tidak tiba2 amsuk loh, ya.)
2. Pihak dalam bisa mengamati siapa saja yg wara-wiri diluar ruangan kaca bahkan bisa tahu siapa saja yg mau keluar kantor atau masuk kantor, atau masuk ke ruang kaca (jarak hitungan beberapa detik).
3. Keuntungan no 2 bisa mengantisipasi saya juga teman2 untuk membangunkan teman lain yg sdg tidur, merapikan meja, menghentikan cerita gak penting, mematikan suara musik atau mp3 dan sesegera mungkin
menyibukkan diri, kalau2 ada boss yg tiba2 mau masuk ruangan.
4. Bisa makan, minum dan ngemil sepuasnya tanpa harus malu ketahuan pihak luar dan dinilai jelek dan merendahkan performance kerja bahkan reputasi.

Hal-hal yg kurang lebih kebanyakan ada di segi positifnya ini jelas membuat 'ruang kaca' begitu dinikmati dan disenangi. Ruangan saya pun menjadi begitu terkenal dan ramai oleh teman2 yg hendak melepas penat dan lelah. Terkadang agak mengganggu juga sih, terutama saat saya sedang begitu hectic dengan dokumen-dokumen dan urusan ini itu yg lumayan menyita perhatian. Kadang situasi sepi sangat saya inginkan karena harus berkonsentrasi mengerjakan tugas dari boss, tapi tetap saja situasi kanan-kiri menjelang lunch dan sore hari begitu so life. Sehingga sepi dan ketenangan menjadi barang berharga karena begitu langka.

Tapi bagaimanapun, ruang kaca telah memberi begitu banyak manfaat bagi saya dan rekan yg lain, hingga saya pun sangat bersedih saat suatu ketika tempat kami berteduh selama ini direnovasi dan dipindah. Segudang alasan berkelebat di otak saya dan kawan senasib sepenanggungan yg sempat mengalami nikmatnya di 'ruang kaca'. Alasan yg tidak jelas membuat saya bertanya-tanya, mungkinkah boss tahu perihal hobi, keisengan dan ulah kami selama ini ? Itukah alasan yg menjadi dasar perombakan ruang saya? Kalau benar itu jawabannya, betapa sedihnya. Dan sekarang saya harus merelakan ruang kaca di pugar dan dicabuti kaca-kacanya untuk kemudian diganti menjadi ruang tamu dengan sofa mewah dan empuk.

Duh, sedihnya... bye-bye my glass room..



















Senin, 11 Juni 2007

Flashback


"...In the middle you would feel tired and hopeless, but somehow at the end you would amazed on how far you've walked through these burdens and you're still alive..."

-putritidur-

Rabu, 23 Mei 2007

Diam



Ssssttt...diam. Semua terdiam. Hening tanpa suara.
Apakah sedang santai, ataukah saya yang tertidur...
zzzz...zzzz....zzz rupanya semua terlalu santai dan saya menjadi ngantuk.
Tertidur di ruangan ini, di ruang kantor saya pada jam 1 dini hari.

Gadget Freak


Sudah beberapa minggu ini saya berkutat dengan komputer. Sesampainya di kantor yang saya sentuh pertama kali pasti adalah tombol on dari cpu kompie agar menyala dan menghidup kembali komputer saya. Tepatnya kebetulan sekali, karena sudah beberapa minggu ini saya betul-betul santai di kantor. Kenapa? Karena memang tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Tidak ada kerjaan. Jadi kerjaan saya tiap hari tidak bukan ya bermain-main dengan komputer saja.

Ya membuka Microsoft windows, nge-browsing situs ini itu (tapi bukan porno loh), ngecek email, bales ini itu, update profile, ubah account , buka foto-foto kenangan, de el el dan selebihnya cuma ngobrol dan makan siang. Kenapa bisa sesantai itu? Saya juga tidak begitu mengerti. Tapi yang jelas saya juga bukan tipe pemalas, malahan semua saya kerjakan dengan cepat dan rapi. Sehingga sisa waktu yang bolong-bolong itu biasanya membuat saya bingung. Mau ngapain lagi. Tapi yang jelas saya menikmati momen santai ini. Saat dimana saya bisa mengobrol dengan teman melalui ym atau email. Saat dimana saya tidak pernah mengalaminya di kantor saya sebelumnya. Asyik? ya pasti lah. Tapi saking rutinnya saya melakukan aktifitas ini melalui computer, seperti ada yang ganjil dan aneh muncul di diri saya.

Suatu hari, system computer di kantor mendadak tidak berfungsi. Tidak ada satupun yang menyadari, hingga suatu pagi sesampainya saya di kantor saya langsung memencet-mencet tombol cpu yang biasa saya sentuh pertama kali tiba di ofiz. Saya terkejut dan mengulanginya beberapa kali sebelum tersadar bahwa computer memang tidak bisa menyala. Klik..klik.. Oh My God!

Tidak terdengar suara apapun dari balik kotak besi berukuran persegi panjang yang berdiri di dekat kaki saya itu. Saya menatap perlahan monitor tercinta beberapa menit. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Mata yang memancar berupa sinar kehijauan cerah itu tak lagi ada.
Saya pun panik. Hampir sama dengan paniknya seorang ibu yang baru saja kehilangan anak kesayangannya. Atau ibarat majikan yang punya hewanpeliharaan hamper sekarat dan mau mati. Mati? iya mati. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, tidak ada nafas. Semua diam. Langsung saja saya lari mencari seseorang yang tidak lain tidak bukan adalah si mas Gendon, si tukang IT kantor. Hobi dan pekerjaannya yang sama yaitu membetulkan computer rusak.

Mas Gendoooon!!!! Pekik saya.Namanya Gendon, sudah dapat ditebak bahwa ia pastilah berbadan bulat dan gemuk. Kulitnya hitam. Tapi ia ramah pada siapa saja. Panggilannya banyak, ya siluman, jenglot, setan, genderuwo, dan sebutan menyeramkan lainnya. Jahat betul yang memberi nama itu kepadanya, tapi ia toh cuek saja. Itu sapaan sayang semua karyawan kepadanya.

Kemudian saya baru tersadar kalau si mas Gendon alias si tukang IT tidak pernah akan datang sebelum jam 11 teng. Juga tidak pernah tinggal lama di kantor. Alias kalau sudah tidak ada problem dan yg rusak lagi, ya iapun langsung cabut. Bablas pulang tidak pakai lihat-lihat lagi apakah udah jam pulang kantor atau belum. Duh, enaknya jadi IT. Jadi sirik sedikit saya.

Tapi hari ini, mana dia? Jam sudah melebihi angka 12. tepatnya jam 2 sore.
‘Zi, si mas IT mana?’ Tanya saya memasuki ruang keuangan langsung bertanya pada teman saya. Berharap mungkin dia ada disitu.
Gak tau, ntar gw tanyain dech ama pak edi.’ Ujarnya.
pak, liat si jenglot ga?’ Tanya zi kepada pimpinannya dengan santai.
oooh, si siluman ya? Gak tau. Lom dateng kale..” jawab salah satu pria yang bisa disebut si boss tua disitu yg mendapat julukan bapak bagian keuangan itu dgn santai.
Gak ada Diez. Lom dateng kale” balas zi lagi kepada saya.

Mondar-mandir lima belas menit di depan kantor masih juga si tukang IT belum menampakkan batang hidungnya. Dan akhirnya lima jam sudah saya duduk menatap si badan pesakitan itu. Saya sedih. Kenapa kau bisa sakit, ya nak? Bangunlah! Saya berkata-kata sendiri, dalam hati tentu saja, tanpa sadar.
Apa karena dirimu kecapekan tiap hari kumainkan terus? Atau apakah kau lagi ingin istirahat barang sehari.Tapi, ah. Mana bisa computer minta cuti libur? Emangnya karyawan kantor. Sesekali kupandangi mesin kotak di hadapanku ini. Tatapan penuh iba mempercepat waktu menjadi senja.

Yah, pupus sudah rencana hari ini mengecek email dan mendelete spam yang sering masuk ke inbox . Hilang sudah rencana untuk mengisi testimoni untuk seorang teman. Pupus juga rencana merubah tampilan depan dari friendster saya supaya lebih ceria. Lenyap juga rencana membuat album foto di salah satu website email saya. Karena si Mesin yang ngambek.Atau mungkin sakit. Atau apakah power supplymu kurang, nak? Ataukah ada kabelmu yang lupa di colokin? Atau ada trouble dari pusatkah? Saya tak tahu pasti. Begitu juga dengan orang-orang kantor. Tiada yang tahu dan dapat dilakukan lagi. Tidak juga ada yang mengerti. Dan saat ini,saya baru tersadar betapa diri saya telah menjelma menjadi ‘Gadget Freak’ dan teman chat saya bilang ‘Techno Freak” yaitu si pemakai salah satu perangkat teknologi yang pada akhirnya menjadi begitu addicted dengan media tersebut dan biasanya akan merasa aneh kalau tidak menggunakannya satu hari saja. Kecanduan??? Oh, No!!


Ps: dedicated to my kompie di batara...

Baby Boy


Di kantor saya ada ibu hamil. Ya, itu sebutan dari saya dan teman-teman yang lain yang ditujukan kepada seorang cewek berumur 23 tahun, beberapa tahun lebih muda dari saya tepatnya.Wah, jadi ketahuan identitas umurnya. Sekarang ini ia sedang berbadan dua. Terkadang saat iseng kami serempak memanggilnya si ‘Ibu Hamil’, karena ia satu-satunya wanita di kantor yang tengah mengandung hampir setengah jalan. Maksudnya hampir menuju lima bulan, ya iya setengah jalan. Hobinya bisa dibilang unik: datang agak siang, ngumpul di ruangan saya, ngobrol-ngobrol, ketawa-ketiwi dan sukanya duduk tepat di depan saya.

Ceritanya banyak, hampir tiada hari tanpa cerita. Kami, berempat dengan teman seruangan saya, selalu mendengarkan ia bercerita dari mulai cerita jabang bayinya, suaminya, keluarganya, mertuanya, bahkan makanan kesukaan. Tentunya, ia punya segudang cerita yang baru setiap hari. Mau tidak mau sayapun pasti mendengarnya, ya iyalah lah wong duduk selalu di depan meja saya yang kebetulan ada kursi kosong disitu, dan tidak enak kalau tidak ikutan nimbrung juga atau setidaknya sekedar mengomentari, menimpali, juga menambah-nambahi ceritanya dengan kata-kata yang sering terlontar dari mulut seperti: 'oh ya', 'masa siy', 'koq bisa gitu ya', 'ya ampun', dan lain-lainnya yang terpikirkan oleh saya dengan mata yang tetap menuju ke depan, ke monitor komputer saya tentu saja.

Pertama-tama lontaran seperti itu hanya sekedar untuk membuat hatinya senang setiap hari karena kata orang tua, pamali kalau membuat seorang wanita yang sedang hamil itu sedih. Tidak boleh. Big NO. Tapi lama kelamaan, keengganan saya mengikuti alur ceritanya yang bisa seharian, atau dua hari dua malam terus menerus kalau diukur panjang durasinya itu spontan berubah menjadi ketertarikan. Saya tak tahu pasti, mengapa semakin hari bertambah saya jadi semakin tertarik dengan cerita-cerita yang dilemparnya. Cerita tentang impiannya terhadap si jabang bayi dan keluarga kecil itu. Semakin hari saya semakin tertarik dan menyukai berbagai versi cerita menarik, yang kalau disusun sudah bisa jadi satu buku itu. Juga sayapun tak tahu pasti sejak kapan saya menjadi kecanduan menunggu cerita selanjutnya di pagi hari hingga petang itu. Cerita tentang semua hal yang dulu saya tak mau tahu itu kini menjadi suatu yang ingin saya dengarkan dan ketahui sekarang bersama teman-teman.

Mengapa tiba-tiba saya membayangkan diri ini menjelma menjadi dirinya. Membayangkan tengah berbadan dua dan tengah menikmati masa-masa indah tahun-tahun pertama pernikahan. Dan juga masa indah penantian sang buah hati. Apakah saya sudah gila? Apakah saya sedang berimajinasi? Tapi mengapa bayangan itu mampu memberi sensasi indah. Ataukah saya mungkin hanya mengharapkan suatu yang berbeda dalam rutinitas hidup yang saat ini terlihat semakin membosankan.

Terkadang saya geli sendiri, karena setelah semua ini, saya merasa sudah mengetahui atau setidaknya jadi tahu kalau USG itu dilakukan setelah sang bayi genap berusia lima bulan atau lebih. Tahu kalau sang ibu pantang bermarah-marah atau membenci orang lain kalau tidak mau anaknya nanti berperilaku atau mirip dengan tokoh yang ia benci dulu. Tahu kalau baju bayi harus dibeli saat sudah lahir bayinya. Tahu kalau ada acara tujuh bulanan untuk sang ibu dan sang jabang bayi. Tahu kalau air kelapa itu baik ,bagus untuk janin. Tahu kalau musik klasik baik untuk pertumbuhan janin, dan tahu semua hal yang berhubungan dengan kehamilan dan segala tetek-bengeknya. “ dewasa sebelum waktunya’, kata teman-teman saya bilang.

Tapi mau bagaimana lagi, lah wong si pencerita selalu ada setiap hari di depan saya dan menceritakan hal-hal itu kepada saya dan otomatis saya juga jadi ikut mendengarkan dan otomatis terekam di otak saya.

Tapi sejujurnya saya senang dan tidak menolak apapun mengenainya dan menyimpan diotak saya. Mengapa? Saya juga tidak tahu. Sensasi atau sekedar apalah itu. Sepertinya kok ya enak seperti teman saya yang sekarang menajdi selalu diperhatikan oleh sekitarnya. Selain perutnya yang kian membuncit dan hobinya yang selalu mengusap-usap perut tanpa sadar. Terkadang sayapun juga ketularan. Ketularan jadi suka mengusap-usap perut sendiri saat setelah makan. Apa mungkin itu karena sakit kekenyangan atau karena sekedar masuk angin hingga jadi sakit perut.

Tapi untuk mengalami itu, mengalaminya sendiri, mungkin saya masih belum berani. Ya jelas, belum berani. Lah wong, secara saya masih single dan pun masih belum terikat oleh yang namanya pernikahan. Pamali kata orang sunda bilang. Begitupun kata orang tua. ora ilok.

Sisi kecil saya sendiripun rasanya masih takut bila dihadapkan kenyataan untuk bersiap meregang nyawa, antara hidup dan mati. Mengerikan.Terutama saat teman saya meminta pendapat :”Enak yang mana, melahirkan normal atau cesar?” wuiih kalau untuk yang satu ini sempat membuat saya merinding ketakutan setengah mati. Tapi kemudian sayapun menjawab pertanyaan itu dengan ekspresi cool dan sok berani:” ya, pilih yang normal saja lah.” Mata saya tak berani menatapnya. Berpura-pura menatap computer supaya tidak ketahuan bohongnya. Atau ketakutannya saya?

Dalam hati berkata kalau bisa mah tidak perlu lah rasanya melahirkan dengan proses separah itu. Sejujurnya saya takut juga membayangkan keduanya. Apalagi untuk mengalaminya. Hiiii….takuuuut…


Ps: story from reality
Inspired by my friend Zi